Organisasi Jadi Benteng Moral Kaum Millenial

Organisasi Jadi Benteng Moral Kaum Millenial

MAGELANGEKSPRES.COM, PURWOREJO - Berbagai jenis kenakalan remaja yang marak mendera kaum millenial akhir-akhir ini perlu dijadikan sebagai isu serius untuk dipecahkan dan ditanggulanginya. Pasalnya, tingkat kenakalan remaja saat ini sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. Hal itu dikemukakan intelektual muda NU, H M Tashiel Manasik SPsi saat menjadi narasumber talkshow dalam rangka pelantikan PAC IPNU IPPNU Kecamatan Purworejo, akhir pekan lalu. Menurutnya, peran organisasi menjadi sangat vital sebagai bagian dari solusi persoalan tersebut. \"Dulu kenakalan remaja itu hanya marak di kota-kota besar. Sebagai kota kecil, Purworejo relatif aman. Namun sekarang, kenakalan yang terjadi di sini sudah tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kota besar,\" kata Gus Ahiel panggilan akrabnya. Lebih lanjut dikatakannya, menjawab fenomena tersebut, sebagai organisasi yang konsen dalam isu-isu pelajar dan kepemudaan, IPNU IPPNU harus mengambil sikap dan langkah yang serius. Road map gerakan organisasi untuk menjawab problem ini harus segera dirumuskan agar langkah organisasi betul-betul taktis menjawab tantangan zaman. \"Arus teknologi informasi kerap memberikan dampak yang kurang baik terutama bagi anak muda. Ini tidak bisa dihindari. Mestinya, perkembangan teknologi itu menjadikan hidup penggunanya berkualitas, namun yang kini terjadi adalah sebaliknya,\" katanya. Menurutnya, hal itu terjadi karena ketidaksiapan mental maupun moral pengguna teknologi dalam merespon masifnya perkembangan teknologi informasi. Akibatnya, banyak anak-anak muda yang kaget dan larut dalam gelombang tersebut tanpa bisa memfilter mana yang baik dan mana yang kurang baik bagi kehidupannya. \"Ini tugas kita bersama. Organisasi harus mampu memperkuat pondasi moralitas dan mentalitas kader-kadernya agar menjadi filter bagi perkembangan teknologi informasi agar pengaruh negatif dari teknologi informasi dapat diminimalisir,\" katanya. Yang tidak kalah bahayanya adalah pengaruh ideologi ektrim yang membahayakan bagi keutuhan negara dan bangsa Indonesia. Baik yang bersifat ekstrim kiri maupun kanan yang keduanya sama-sama membahayakan. \"Kita tidak boleh lengah ataupun lelah. Teruslah bergerak melakukan kaderisasi dengan merekrut anggota sebanyak-banyaknya. Dengan mengajak gabung teman-teman kita, saudara-saudara kita di organisasi, minimal itu akan membuat generasi millenial memiliki obyek untuk menyalurkan kreatifitas mereka serta memiliki kegiatan yang bermanfaat bukan untuk diri kita semata, namun juga bermanfaat bagi orang lain,\" katanya. (luk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: